Aku membenci setia.
Tiga kali setia, dan tiga kali dikhianati. Tahukah bagaimana rasanya? Entah... aku pun tidak bisa menjelaskannya. Pandangan kosong dengan mata yang sama sekali tidak bisa bergerak. Sesekali mengeluarkan buliran air mata, tanpa diseka.
Aku benci setia.
Saat berbulan bulan menunggu kabarnya, memimpikan setiap momen indah yang akan kami lalui. Membayangkan betapa bahagianya pada saat bertemu nanti. Setiap hari kutuliskan surat tanda kesetiaan yang tak pernah aku kirim. Aku hanya menuliskan lalu menyimpan dalam lembaran buku yang setiap.hari kian menebal.
Lalu ketika hari datang, aku bertemu dengannya. Tahu bagaimana bahagiaku? Kalau sudah pernah bertemu kekasih setelah LDR pasti tahu persis rasanya. Ingin tersenyum terus, bahagia dan semuanya terasa indah. Tidak ada keluhan!
Perbincanganku dengannya terhenti. Lalu dia menatapku dengan sendu. Aku terhenyak.
"Sayang, aku minta maaf ya."
"Emang kenapa?"
"Aku nggak tega kalau.lihat kamu begini."
Aku hanya terdiam dan semakin kebingungan.
Wajahnya semakin redup dan menunduk. Tangan kanannya meraih rambutku dan membelainya dengan penuh kasih.
Maksudnya apa sih, aku kan nggak punya penyakit apa apa.
"Aku punya pacar lagi."
"Maksud kamu?" Dengan sigap tanganku menyingkirkan lengannya yang kekat itu.
"Maafin aku, tapi aku nggak mau terus terusan bohongi kamu. Aku nggak tega, kamu setia dan tulus sementara aku punya kekasih lagi."
"Kamu becanda kan?"
Lalu dia sodorkan hp nya dan memperlihatkan foto pacarnya yang baru.
Dia bilang, awalnya dia ingin setia bersamaku. Tapi ternyata dia nggak bisa hidup tanpa pacar dan nggak bisa LDR. Pada akhirnya dia memutuskan untuk SELINGKUH.
Malam itu aku menangis sesenggukan hingga pagi. Aku merasa dunia ini telah hancur. Semua yang kukorbankan sia sia. Setia hanya akan membawa luka. Aku tak pernah dapat keindahan dari sebuah kesetiaan. Aku benci setia. aku benci!!!
Mamuju utara, 28 juli 2017
S laila syabaniyah
Jumat, 28 Juli 2017
Sabtu, 08 Juli 2017
Diusik Masa Lalu
Seperti biasanya, banyak notifikasi dari Wa, line, facebook, telegram, ig, email, dan medsos lain. Maklum, belakangan aku aktif di semua medsos dan sering mengikuti kegiatan online yang berbau kepenulisan. Tapi lebih sering nyetatus sih, hehe
Hari itu mataku terbelalak melihat pesan yang tidak diketahui nama pengirimnya. Iya, nomor baru. Penasaran aku membukanya dan membaca dengan hati -hati. Oh, isinya permohonan maaf ala lebaran. Ehemm,maklum masih bau-bau idul fitri. Tapi yang membuatku kaget adalah nama di bawah tulisan. "Furqan "
Lima tahun telah berlalu,namun rasa kecewa mendalam masih dengan santainya bertengger di tangkai hati. Iya, kecewa itu aku buat sendiri. Dia memang tidak pernah bermaksud mengecewakanku, hanya saja sikapnya yang tak bisa menyesuaikan dengan kondisi.
Tapi layaknya artis profesional aku menjawab pesan itu
[30/6 17.44] Laila: Eh mas Furqan,sami2.
Minna waminkum taqobbal yaa kariim
[30/6 17.45] Laila: Kembali ke fitrah, maafkan semua salahku yaa.
Begitu juga salah yang tak disengaja njenengan lakukan, telah aku maafkan 🙏🏼
Woww aku menjadi sok bijak. Tapi memang itu yang harus kulalukan. Memaafkan sesiapapun yang meminta maaf, juga yang salah dan tak meminta maaf. Semua dimaafkan. Karena aku sadar, ketika memaafkan, mata semakin terbuka. Kita jadi lebih menyadari kebenaran yang sesungguhnya.
Aku adalah tipe orang yang suka berterus terang. Tak suka menyembunyikan perasaan, atau basa -basi memberi kode. Aku selalu bilang tak suka jika tak suka. Menyampaikan pendapat jika aku keberatan dengan pendapat orang lain. Selalu nyeplos jika memang ada yang ganjil.
Belum sempat aku mengirim pesan lagi, dia mengetik sesuatu. Kutunggu balasan darinya. Debar jantung memang tak dapat dipungkiri. Aku seperti terpancing akan marah jika dia membahas masalalu yang telah kutinggalkan jauh itu.
Ternyata aku salah. Dia sama sekali tidak berubah. Aku jadi berburuk sangka kepadanya. Jangan-jangan dia hanya ingin terlihat peduli dengan kesalahannya. Semenjak dia curhat tentang bagaimana dia jatuh cinta pada gadis Mataram, aku begitu benci dengan namanya. Oh bukan, aku benci perlakuannya kepadaku. Bagaimana mungkin dia menceritakan perasaannya pada gadis yang jelas -jelas menyukainya sedari dulu.
Memang benar, rasa suka itu seketika hilang! Sirna! Meskipun dia akan berlutut kepadaku, aku takkan mau bersama dengan dia!
Astaga....aku sangat hancur kala itu.
[30/6 18.17] Furqan: Ya alhamdulillah , aq juga sadar bnyak salah meng koe, syukur nek bener" wis aweh maaf
[30/6 18.17] : Maturswun ya , 😁
Ternyata balasannya hanya ini. Jadi aku ingin membuat suasana menjadi cair, meskipun hati sebenarnya sangat beku. Malas dan ingin block nomornya. Tapi itu sangat tidak mencerminkan ketegaran jiwaku.
Kubuat dia tidak merasa bersalah. Dan aku masih merasakan sakit itu.
Kekeliruan memang mudah dimaafkan, tapi hati tak pernah bisa menutup luka dengan sempurna.
Mamuju utara, 08 juli 2017
S laila syabaniyah
Hari itu mataku terbelalak melihat pesan yang tidak diketahui nama pengirimnya. Iya, nomor baru. Penasaran aku membukanya dan membaca dengan hati -hati. Oh, isinya permohonan maaf ala lebaran. Ehemm,maklum masih bau-bau idul fitri. Tapi yang membuatku kaget adalah nama di bawah tulisan. "Furqan "
Lima tahun telah berlalu,namun rasa kecewa mendalam masih dengan santainya bertengger di tangkai hati. Iya, kecewa itu aku buat sendiri. Dia memang tidak pernah bermaksud mengecewakanku, hanya saja sikapnya yang tak bisa menyesuaikan dengan kondisi.
Tapi layaknya artis profesional aku menjawab pesan itu
[30/6 17.44] Laila: Eh mas Furqan,sami2.
Minna waminkum taqobbal yaa kariim
[30/6 17.45] Laila: Kembali ke fitrah, maafkan semua salahku yaa.
Begitu juga salah yang tak disengaja njenengan lakukan, telah aku maafkan 🙏🏼
Woww aku menjadi sok bijak. Tapi memang itu yang harus kulalukan. Memaafkan sesiapapun yang meminta maaf, juga yang salah dan tak meminta maaf. Semua dimaafkan. Karena aku sadar, ketika memaafkan, mata semakin terbuka. Kita jadi lebih menyadari kebenaran yang sesungguhnya.
Aku adalah tipe orang yang suka berterus terang. Tak suka menyembunyikan perasaan, atau basa -basi memberi kode. Aku selalu bilang tak suka jika tak suka. Menyampaikan pendapat jika aku keberatan dengan pendapat orang lain. Selalu nyeplos jika memang ada yang ganjil.
Belum sempat aku mengirim pesan lagi, dia mengetik sesuatu. Kutunggu balasan darinya. Debar jantung memang tak dapat dipungkiri. Aku seperti terpancing akan marah jika dia membahas masalalu yang telah kutinggalkan jauh itu.
Ternyata aku salah. Dia sama sekali tidak berubah. Aku jadi berburuk sangka kepadanya. Jangan-jangan dia hanya ingin terlihat peduli dengan kesalahannya. Semenjak dia curhat tentang bagaimana dia jatuh cinta pada gadis Mataram, aku begitu benci dengan namanya. Oh bukan, aku benci perlakuannya kepadaku. Bagaimana mungkin dia menceritakan perasaannya pada gadis yang jelas -jelas menyukainya sedari dulu.
Memang benar, rasa suka itu seketika hilang! Sirna! Meskipun dia akan berlutut kepadaku, aku takkan mau bersama dengan dia!
Astaga....aku sangat hancur kala itu.
[30/6 18.17] Furqan: Ya alhamdulillah , aq juga sadar bnyak salah meng koe, syukur nek bener" wis aweh maaf
[30/6 18.17] : Maturswun ya , 😁
Ternyata balasannya hanya ini. Jadi aku ingin membuat suasana menjadi cair, meskipun hati sebenarnya sangat beku. Malas dan ingin block nomornya. Tapi itu sangat tidak mencerminkan ketegaran jiwaku.
Kubuat dia tidak merasa bersalah. Dan aku masih merasakan sakit itu.
Kekeliruan memang mudah dimaafkan, tapi hati tak pernah bisa menutup luka dengan sempurna.
Mamuju utara, 08 juli 2017
S laila syabaniyah
Kamis, 08 Juni 2017
Menukar Waktu dengan Uang
(masih) Soal Kerja.
Oleh : S Laila Sya'baniyah
Saya adalah seorang karyawati di salah satu perusahaan pembiayaan ternama di Indonesia, sebagai staf operasional. Mungkin ada yang paham bagaimana dengan load kerjanya. Berangkat jam 8 pulang jam sore, bahkan kadang bisa sampai malam. Masalah support memang jadi alasan utama mengapa kerjaan itu bisa sampai memakan waktu yang lama.
Waktu yang menyita sebagian hidup kita.
Ketika sampai rumah atau kos, tinggallah rasa lelah dan badan rasanya ingin beristirahat. Padahal harus membereskan barang-barang yang tampak berantakan itu. Orangtua, saudara, dan teman-teman sering menghubungi tapi saya sibuk. Giliran sudah selesai pekerjaan dan pulang, pengennya istirahat.
Teman-teman mulai bilang, kalau saya sombong dan tidak ada waktu untuk mereka. Kabar update di rumah pun mulai jarang di akses. Asal tahu orangtua sehat, saudara sehat, sudah syukur Alhamdulillah. Cukup seperti itu. Dalam hati ingin sekali berbincang lama dengan keluarga, dengan kerabat. Tapi waktu kerja selalu saja jadi masalah utama mengapa saya lebih cuek dengan mereka.
Sementara orangtua, yang melahirkan dan membesarkan sangat berharap saya berada di sampingnya atau setidaknya bisa mendengar setiap kali mereka bercerita tentang keseharian aktivitas di rumah.
Menukar waktu dengan uang.
Mungkin lebih tepatnya seperti itu. Waktu untuk bercengkrama dengan keluarga, waktu jalan-jalan, waktu berbelanja, bahkan kadang waktu istirahat pun saya tukar dengan lembaran-lembaran uang itu.
Terimakasih, perusahaan yang sudah memberikan saya kesempatan untuk belajar dan berkontribusi dengan baik. Terimakasih telah bersedia membeli tenaga dan pikiran saya yang sederhana ini.
Maaf, karena badan saya sesekali lemah mungkin karena istirahat yang saya gunakan untuk menambah support yang diminta itu. Support tuntutan. Waktu yang seharusnya saya gunakan untuk istirahat. Biarlah, itu tidak apa.
Namun, biarkan saya cuti untuk beberapa hari di waktu lebaran nanti bersama keluarga. Bukankah selama ini waktu saya engkau minta untukmu? Engkau memintaku untuk memberikan yang terbaik, dengan cara mencapai target dengan sempurna? Saya telah melakukannya bukan? Saya telah memberikan yang terbaik.
Saya tak ingin menukar waktu indah itu dengan uang lagi. Kebahagiaan bersama keluarga adalah hal yang tidak bisa dibeli. Biarkan saya menolak untuk pertukaran waktu dengan uang kali ini.
Bukankah ini permintaan kecil dibandingkan permintaanmu terhadap waktuku selama ini?
Mamuju Utara, 08 juni 2017
Minggu, 04 Juni 2017
Takut Ditanya Nikah Pas Lebaran, Tips ini Cocok Hadapi Pertanyaan
Lebaran sebantar lagi, sudah pasti bakalan pada mudik kan? Ketemu keluarga besar dan teman lama. Rasanya pasti bahagia banget, bisa bertemu di momen yang setahun sekali. Akan banyak yang bisa diceritakan. Pengalaman selama berpisah dengan mereka dan menjalani hidup yang luar biasa di perantauan.
Dan bagi para jomblo sudah pasti akan dapat peetanyaan yang sama setiap kali bertemu.
"Kapan nikah?"
Aduh, pasti ini suka bikin kesal dong yah. Jadi ingat mantan, atau jadi merasa dipojokkan karena sampai detik ini belum ada tanda-tanda kedatangan jodoh. Aduuh...
Ehmmm tapi saya punya tips untuk menghadapi pertanyaan yang menyeramkan itu:
1. Berikan senyuman termanis yang kamu punya.
Mungkin mereka yang bertanya akan mengerti maksud kita bahwa hilal jodoh belum kelihatan. Atau mereka akan kebingungan dan penasaran dengan jawaban kita. Jangan sesekali marah atau terlihat marah jika pertanyaan itu muncul.
2. Beritahu kalau kamu belum siap
Biasanya orang yang bertanya itu belum tahu kondisi yang ada. Mereka hanya ingin tahu kenapa sampai saat ini kamu belum menikah, padahal kawan sejawat kamu semuanya sudah berkeluarga. Beritahu saja kalau menikah itu membutuhkan kesiapan lahir dan batin agar kelak tidak ada penyesalan dan bahtera rumah tangga bisa diarungi dengan lancar.
3. Tunjukkan persiapan kamu untuk menjemput jodoh
Kebutuhan finansial sebelum menikah tentu berbeda jika nanti sudah berkeluarga. Tentu tingkat kebutuhannya juga berbeda. Berikanlah pengertian seperti itu dan sampaikan bahwa kamu sedang mempersiapkan itu semua untuk masa depan.
4. Mintalah doanya agar dilancarkan
Ketika kita minta didoakan agar dilancarkan, maka yang bertanya akan semakin penasaran dan menganggap kita telah bersiap menuju pelaminan. Maka biarkan mereka beranggapan seperti itu dan bersikaplah cuek seperti biasa.
5. Berdoalah agar diberikan jodoh yang sholeh/sholehah
Berusaha saj tidak cukup. Menghindari pertanyaan juga tidak bisa mendatangkan jodoh. Memang jodoh manusia sudah ada yang mengatur, hanya saja apa yang kita lakukan hari ini akan berdampak pada hasil nanti. Seperti halnya jodoh kita yang nanti akan kita temukan. Katanya, jodoh adalah cerminan diri kita dan kita pun harus memperbaiki diri agar jodoh kita juga nanti sudah menjadi baik.
Berdoalah agar dipertemukan secepatnya. Karena kapan pun itu, pasti adalah yang terbaik.
Jadi jangan takut lagi untuk menghadapi pertanyaan menyeramkan itu. Hadapi saja dengan happy.
S Laila Sya'baniyah
Mamuju utara, 04 juni 2017
Dan bagi para jomblo sudah pasti akan dapat peetanyaan yang sama setiap kali bertemu.
"Kapan nikah?"
Aduh, pasti ini suka bikin kesal dong yah. Jadi ingat mantan, atau jadi merasa dipojokkan karena sampai detik ini belum ada tanda-tanda kedatangan jodoh. Aduuh...
Ehmmm tapi saya punya tips untuk menghadapi pertanyaan yang menyeramkan itu:
1. Berikan senyuman termanis yang kamu punya.
Mungkin mereka yang bertanya akan mengerti maksud kita bahwa hilal jodoh belum kelihatan. Atau mereka akan kebingungan dan penasaran dengan jawaban kita. Jangan sesekali marah atau terlihat marah jika pertanyaan itu muncul.
2. Beritahu kalau kamu belum siap
Biasanya orang yang bertanya itu belum tahu kondisi yang ada. Mereka hanya ingin tahu kenapa sampai saat ini kamu belum menikah, padahal kawan sejawat kamu semuanya sudah berkeluarga. Beritahu saja kalau menikah itu membutuhkan kesiapan lahir dan batin agar kelak tidak ada penyesalan dan bahtera rumah tangga bisa diarungi dengan lancar.
3. Tunjukkan persiapan kamu untuk menjemput jodoh
Kebutuhan finansial sebelum menikah tentu berbeda jika nanti sudah berkeluarga. Tentu tingkat kebutuhannya juga berbeda. Berikanlah pengertian seperti itu dan sampaikan bahwa kamu sedang mempersiapkan itu semua untuk masa depan.
4. Mintalah doanya agar dilancarkan
Ketika kita minta didoakan agar dilancarkan, maka yang bertanya akan semakin penasaran dan menganggap kita telah bersiap menuju pelaminan. Maka biarkan mereka beranggapan seperti itu dan bersikaplah cuek seperti biasa.
5. Berdoalah agar diberikan jodoh yang sholeh/sholehah
Berusaha saj tidak cukup. Menghindari pertanyaan juga tidak bisa mendatangkan jodoh. Memang jodoh manusia sudah ada yang mengatur, hanya saja apa yang kita lakukan hari ini akan berdampak pada hasil nanti. Seperti halnya jodoh kita yang nanti akan kita temukan. Katanya, jodoh adalah cerminan diri kita dan kita pun harus memperbaiki diri agar jodoh kita juga nanti sudah menjadi baik.
Berdoalah agar dipertemukan secepatnya. Karena kapan pun itu, pasti adalah yang terbaik.
Jadi jangan takut lagi untuk menghadapi pertanyaan menyeramkan itu. Hadapi saja dengan happy.
S Laila Sya'baniyah
Mamuju utara, 04 juni 2017
Sabtu, 13 Mei 2017
Memesona Itu Selalu Segar dan Wangi
Sebagai frontliner, saya dituntut untuk selalu tampil cantik, rapi, bersih, segar dan wangi. Bahkan hal ini tercantum dengan sangat jelas di SK perusahaan. Mulai dari warna eyeshadow, warna lipstik, model rambut atau jilbab, warna pakaian yang shoft, semuanya ada di sana.
Benar saja, karena saya setiap hari bahkan setiap saat selalu melayani konsumen. Selain harus bersikap ramah dan sopan, penampilan juga harus mengimbangi dengan cara menyusun dan membentuk diri sendiri menjadi "good looking".
Kesan orang pertama kali pada saat bertemu seseorang adalah ketika melihat penampilannya. Terlebih seorang frontliner di perusahaan pembiayaan ternama di Indonesia seperti saya.
Saya selalu merias wajah agar tampak lebih cantik dan memberikan kesan ceria. Selain itu, mengutamakan senyuman saat bertemu konsumen merupakan hal terpenting dalam pelayanan, agar interaksi menjadi lebih hangat dan menimbulkan efek tagih pada lawan bicara.
Namun ternyata tidak cukup jika hanya mengandalkan cantik dan ramah saja. Harum juga sangat penting untuk memperbaiki perasaan yang kurang baik, juga mampu menimbulkan perasaan bahagia. Dan saya mulai bingung untuk ini. Karena, setiap pagi saya selalu wangi dari aroma handbody lotion masih segar. Namun semakin siang wangi itu semakin pudar.
Kurang menyukai parfum membuat saya sangat selektif dalam memilihnya. Mencari yang cocok dengan aroma yang shoft namun segar ternyata bukan hal yang mudah. Ada beberapa botol parfum berjejer di lemari saya, namun setelah dipakai beberapa kali akhirnya saya merasa bosan dan tidak cocok. Hingga akhirnya saya menemukan Vitalis Body Scent Blossom special admiration.
Sejek memakai Vitalis Body Scent blossom saya merasa lebih percaya diri bertemu dengan siapa saja dan berbicara dengan senang hati. Rasanya lebih bahagia dengan aroma yang tercium dari tubuh saya sendiri. Kini botol parfum ini selalu menemani kemanapun saya pergi.
Karena #MemesonaItu bukan hanya cantik, tapi juga harus wangi.
Pancarkan pesonamu dengan Vitalis Body Scent varian apa saja untuk mencerahkan hari-harimu.
Kamis, 27 April 2017
Kenali Tiga Tanda Kejenuhan Karyawan
Apakah anda seorang atasan? Jika iya, pasti anda menginginkan bawahan anda betah dan bekerja dengan baik atas apa yang menjadi pekerjaannya.
Apa jadinya jika bawahan anda bermalas-malasan dan membuat perusahaan merugi? Sudah tentu, anda adalah orang yang pertama kali dirugikan.
Nah untuk mengetahui akar dari masalah ini, tentu anda harus menggali lebih dalam apa yang sebenarnya membuat itu semua terjadi. Mungkin, bawahan anda jenuh. Atau, merasa tidak cocok dengan jobdesc nya, atau kurang cocok dengan cara bekerja yang anda sampaikan.
Semua ada alasannya, misalnya karena jenuh. Mungkin, bawahan anda sudah bosan dengan pekerjaannya. Semua orang memiliki perasaan ini, termasuk anda dan juga si bawahan. Kenali tanda-tandanya!
1. Pekerjaan Menumpuk
Jika anda lihat tumpukan berkas yang belum dikerjakan, dengan ritme yang tidak begitu Kerap, bisa jadi ini disebabkan karena kejenuhan yang sudah mencapai puncaknya si bawahan. Tanyakan dengan bahasa yang baik, lalu diskusikan langkah selanjutnya agar si bawahan merasa anda memperhatikan kenyamanannya dalam bekerja. Jadilah atasan yang Care terhadap bawahan!
2. Sering Melakukan Kesalahan
Dalam pekerjaan tentu kita tak jarang melakukan kesalahan, baik transaksi ataupun yang lainnya karena hujan error. Biasanya ini terjadi karena kurang pahamnya terhadap sistem yang ada, atau karena kurang konsentrasi saat bekerja.
Namun hal ini bisa juga terjadi karena rasa bosan atau jenuh yang melekat di hati seseorang. Perhatikan untuk hal ini, karena biasanya bawahan segan untuk menyampaikannya. Maka anda sebagai atasan yang baik, berikanlah solusi untuk permasalahannya.
3. Terlihat Malas dan Kusut
Orang yang merasa bosan dengan profesinya, dia akan malas untuk melakukan hal apapun. Bahkan dalam berpenampilan mulai memperlihatkan perubahannya. Biasanya si bawahan menjadi kurang taat. Ketahuilah, ini memang mutlak kesalahan bawahan tapi anda sebagai bosnya, bisa memberikan bimbingan, motivasi serta support yang mereka butuhkan. Bukankah kalian harusnya saling support?
Apa anda sudah mengenali perilaku yang menandakan kejenuhan ini terhadap bawahan?
Apa jadinya jika bawahan anda bermalas-malasan dan membuat perusahaan merugi? Sudah tentu, anda adalah orang yang pertama kali dirugikan.
Nah untuk mengetahui akar dari masalah ini, tentu anda harus menggali lebih dalam apa yang sebenarnya membuat itu semua terjadi. Mungkin, bawahan anda jenuh. Atau, merasa tidak cocok dengan jobdesc nya, atau kurang cocok dengan cara bekerja yang anda sampaikan.
Semua ada alasannya, misalnya karena jenuh. Mungkin, bawahan anda sudah bosan dengan pekerjaannya. Semua orang memiliki perasaan ini, termasuk anda dan juga si bawahan. Kenali tanda-tandanya!
1. Pekerjaan Menumpuk
Jika anda lihat tumpukan berkas yang belum dikerjakan, dengan ritme yang tidak begitu Kerap, bisa jadi ini disebabkan karena kejenuhan yang sudah mencapai puncaknya si bawahan. Tanyakan dengan bahasa yang baik, lalu diskusikan langkah selanjutnya agar si bawahan merasa anda memperhatikan kenyamanannya dalam bekerja. Jadilah atasan yang Care terhadap bawahan!
2. Sering Melakukan Kesalahan
Dalam pekerjaan tentu kita tak jarang melakukan kesalahan, baik transaksi ataupun yang lainnya karena hujan error. Biasanya ini terjadi karena kurang pahamnya terhadap sistem yang ada, atau karena kurang konsentrasi saat bekerja.
Namun hal ini bisa juga terjadi karena rasa bosan atau jenuh yang melekat di hati seseorang. Perhatikan untuk hal ini, karena biasanya bawahan segan untuk menyampaikannya. Maka anda sebagai atasan yang baik, berikanlah solusi untuk permasalahannya.
3. Terlihat Malas dan Kusut
Orang yang merasa bosan dengan profesinya, dia akan malas untuk melakukan hal apapun. Bahkan dalam berpenampilan mulai memperlihatkan perubahannya. Biasanya si bawahan menjadi kurang taat. Ketahuilah, ini memang mutlak kesalahan bawahan tapi anda sebagai bosnya, bisa memberikan bimbingan, motivasi serta support yang mereka butuhkan. Bukankah kalian harusnya saling support?
Apa anda sudah mengenali perilaku yang menandakan kejenuhan ini terhadap bawahan?
Hatiku sudah Bersih dari Semua Tentangmu
Aku benar-benar telah melupakanmu.
Hati ini sangat yakin, tidak ada lagi ikatan bahkan tali bekas pun sudah kubuang jauh dari jiwaku.
Terimakasih, telah hadir sebagai sosok yang sempat membuatku menggila tak beralasan. Bahkan, kumpulan puisi yang kutulis itu telah kutinggalkan bersama lapuknya kayu tempat mereka bertengger. Aku yakin, disana masih tertulis jelas namamu dan sajak indah yang setiap hari kugoreskan diatas kertas. Hanya untukmu.
Aku pernah menginginkan keindahan bersamamu. Namun, aku sadar bahwa hati tak dapat diminta. Karena cinta itu dipilih ,bukan memilih. Jadi, sekuat apapun aku memilihmu maka tetap akan ada gadis lain yang engkau pilih.
Tak apa , aku pun selalu menyadari itu.
Aku pernah berdoa di setiap waktu, "pertemukanlah aku dengan dirinya yang selama ini kuinginkan, ya Allah".
Sungguh, derai air mata kerap membanjiri sajadah tempatku bersujud kalau itu. Membasahi mukena yang kupakai sholat setiap waktu. Sampai kelopak mata ini bengkak karena air mata yang terlalu banyak kucucurkan.
Engkau tak pernah mempedulikan itu. Dan setiap sinyalku, pesan singkatku, semuanya kau abaikan. Tak apa, aku pantas mendapatknnya. Aku tak pernah memaksamu. Aku hanya ingin engkau tahu.
Maaf, curahan hatiku memang tak ada gunanya untukmu. Sama sekali tiada manfaat bagimu, tak apa. Asal kau telah membacanya.
5 tahun telah berlalu. Sedikit goresan luka itu masih terasa perih. Bahkan jika kau mulai mengoreknya, mungkin akan berdarah lagi. Mohon, jangan pernah sentuh masalalu yang telah kubuang jauh.
Engkau tidak tahu perjuanganku membuat luka ini kering. Engkau tak tahu bagaimana aku menerima orang lain dalam hatiku. Orang yang menginginkanku.
Aku sadar, cinta itu memang dipilih, bukan memilih.
Mamuju Utara, 27 April 2017
S. Laila syabaniyah
Hati ini sangat yakin, tidak ada lagi ikatan bahkan tali bekas pun sudah kubuang jauh dari jiwaku.
Terimakasih, telah hadir sebagai sosok yang sempat membuatku menggila tak beralasan. Bahkan, kumpulan puisi yang kutulis itu telah kutinggalkan bersama lapuknya kayu tempat mereka bertengger. Aku yakin, disana masih tertulis jelas namamu dan sajak indah yang setiap hari kugoreskan diatas kertas. Hanya untukmu.
Aku pernah menginginkan keindahan bersamamu. Namun, aku sadar bahwa hati tak dapat diminta. Karena cinta itu dipilih ,bukan memilih. Jadi, sekuat apapun aku memilihmu maka tetap akan ada gadis lain yang engkau pilih.
Tak apa , aku pun selalu menyadari itu.
Aku pernah berdoa di setiap waktu, "pertemukanlah aku dengan dirinya yang selama ini kuinginkan, ya Allah".
Sungguh, derai air mata kerap membanjiri sajadah tempatku bersujud kalau itu. Membasahi mukena yang kupakai sholat setiap waktu. Sampai kelopak mata ini bengkak karena air mata yang terlalu banyak kucucurkan.
Engkau tak pernah mempedulikan itu. Dan setiap sinyalku, pesan singkatku, semuanya kau abaikan. Tak apa, aku pantas mendapatknnya. Aku tak pernah memaksamu. Aku hanya ingin engkau tahu.
Maaf, curahan hatiku memang tak ada gunanya untukmu. Sama sekali tiada manfaat bagimu, tak apa. Asal kau telah membacanya.
5 tahun telah berlalu. Sedikit goresan luka itu masih terasa perih. Bahkan jika kau mulai mengoreknya, mungkin akan berdarah lagi. Mohon, jangan pernah sentuh masalalu yang telah kubuang jauh.
Engkau tidak tahu perjuanganku membuat luka ini kering. Engkau tak tahu bagaimana aku menerima orang lain dalam hatiku. Orang yang menginginkanku.
Aku sadar, cinta itu memang dipilih, bukan memilih.
Mamuju Utara, 27 April 2017
S. Laila syabaniyah
Rabu, 19 April 2017
Ungkapan Hati Perempuan untuk Laki-laki
Aku pikir, ini akan baik-baik saja, ternyata tidak. Akhirnya aku harus menuliskan ini sebagai surat kita (perempuan) untuk mereka (laki-laki)
Ada hal yang tak ingin diucapkan, tapi perlu untuk dimengerti. Mungkin ini salah satu alasan bahwa aku ingin dikatakan sebagai seorang perempuan. Makhluk aneh yang sering menyebalkan bagi sebagian laki-laki. Tapi apa kalian tahu fakta tentang sifat yang sering dianggap menyebalkan dan aneh itu?
Ada hal yang tidak dapat diungkapkan, namun selalu terucap di dalam hati. Ada perasaan yang tidak bisa untuk didefinisikan, tapi sangat terasa di dalam dada. Bahkan ketika tidurnya tak bisa nyenyak, sudah pasti ada sesuatu yang mengganjal di pikiran. Namun sulit sekali untuk menyatakan maksud dan tujuan. Kami ingin laki-laki menanyai dan aktif untuk mencari tahu masalah kami. Bukan diam dan menunggu perempuan mengucapkannya. Karena itu hanya akan menambah kekacauan otak kami.
Dear laki-laki, bisakah engkau mengerti perempuan lebih dalam? Bisakah engkau perlakukan layaknya ratumu? Bukankah engkau tahu bahwa itu semua yang perempuanmu butuhkan?
Maaf, kami selalu datang di waktu yang tidak tepat. Kami mengganggu waktu kerjamu, mengganggu istirahatmu, kami selalu rempong menanyakan ini itu. Kami selalu saja kepo, ingin tahu apa yang engkau kerjakan di luar sana.
Sungguh, kami percaya padamu dengan kesungguhan juga. Tapi, terkadang hati ini berbalik bertanya kembali sesuatu yang sudah engkau jawab. Kami sering mengalami ketidakyakinan dengan dirimu itu. Ketika ada yang berubah sedikit perhatianmu, itu akan menjadi alat kami untuk menggali lebih dalam apa yang sedang terjadi. Karena kami memang sangat peka dengan hal-hal kecil. Banyak hal yang bermasalah bagi kami, tapi sebenarnya menurut kalian itu bukanlah suatu masalah. Jika perempuanmu terlihat baik-baik saja, maka cobalah tanyakan kepadanya, apakah dia sudah menunjukkan aslinya? Sudah tentu, perempuan tidak baik-baik saja sepenuhnya. Ada hati yang terluka jika harus bertampang layaknya tak ada masalah. Asal kalian tahu, kami sering pura-pura tak masalah namun dalam hati kami ingin berontak dan ada yang mengganjal. Tapi lebih memilih untuk diam, dan memunggu waktu menjawab dari peetanyaan kami.
Maafkah kami, ini semua kami lakukan karena kami adalah seorang perempuan asli. Kami dikodratkan untuk lebih peka, aktif, dan lembut seperti engkau lihat saat ini. Kami hanya ingin memastikan bahwa hanya ada "aku" di dalam hidup ataupun hatimu. Hanya itu. Kami hanya ingin memastikan kasih sayangmu yang takkan berubah, takkan berpindah, dan tetap seperti yang kami inginkan. Bukankah kalian juga kadang demikian?
Kami tahu, kalian malu untuk melakukan itu semua dan lebih memilih untuk diam sok cool, dan terkesan dingin di mata perempuan. Kalian gengsi jika harus menanyai "sedang apa?" di waktu senggang kalian, dan kami masih sibuk beraktifitas.
Tahukah kalian, bahwa kami senang dengan adanya notifikasi di hp kami dari orang yang kami sayangi. Kami selalu ada waktu untuk berbagi dan memberi kabar meski padat pekerjaan menghampiri. Kami selalu ada waktu untuk sekedar membalas pesan yang tidak penting itu. Jika kalian itu menganggap tidak penting mungkin ada benarnya juga. Namun ketahuilah, bahwa itu semua penting bagi kami. Karena bukti kasih sayang kami butuhkan setiap saat. Bukan hanya di awal hubungan.
Maafkan kami, namun ini adalah kejujuran. Kami ingin lelaki mengerti dengan fitrah kami sebagai perempuan.
Berikanlah kabar!
Jawablah pertanyaannya!
Balaslah pesan singkatnya!
Berikan sedikit basa-basi, dengan menanyakan makan siang, atau sekedar bercerita tentang aktifitas harianmu!
Ungkapkanlah dengan kata-kata sayang, ungkapan rindu, atau angan-angan kalian dalam menjalin hubungan!
Yakinkan perempuanmu. Bukankah kalian menginginkan kebahagiaan perempuanmu juga?
Selasa, 04 April 2017
Melawan Maut Episode 06
Perjalanan ke kos terasa sangat jauh. Di dalam mobil Mas Fulan terus memegangi perutnya, mungkin dia lapar namun aku tak menghiraukannya. Mulutku bungkam tak ingin bicara. Di kepala hanya ada tanda tanya besar.
"Siapa sebenarnya perempuan itu?"
Tak sampai lima belas menit, mobil berhenti di depan bangunan yang setiap hari kutinggali. Tembok yang warnanya mulai pudar itu melambaikan dirinya dan mengundangku untuk segera masuk ke dalam. Tanpa berkata-kta aku keluar dari mobil dan masuk ke dalam kos itu, sementara Mas Fulan parkir mobil baru hadiah ulang tahun dari ayahnya itu di seberang jalan. Maklum, halaman kos terlalu sempit untuk parkir mobil. Setelah parkir, Mas Fulan langsung menyusulku dan dia menungguku di ruang depan dengan melipat-lipat jemari tangannya. Sungguh, dia ini seperti tidak memiliki kesedihan.
"Mandinya jangan kelamaan, di rumah banyak kerjaan!"
Aku tak menyahutnya, hanya bergegas ke kamar mandi dan sepuluh menit sudah keluar dengan penampilan yang berbeda.
Berjilbab!
"Kamu gak laper? Tuh aku ada makanan. Daripada di jalan kenapa-kenapa."
"Gak usah!"
Dia langsung beranjak keluar dan masuk ke mobil tanda buru-buru. Aku mengikuti langkahnya dan semakin bingung dengan kalimat yang ingin aku ucapkan.
"Kamu itu tuan rumah, bukan tamu. Jadi kamu harus tahu apa yang harus dilakukan oleh tuan rumah dalam keadaan duka."
"Iya, aku ngerti."
Dia memang lebih suka jika aku dekat dengan keluarganya dan ikut sibuk ketika di rumahnya sedang ada acara.
"Mas, aku mau tanya."
"Ya udah, tanya aja. Pake ijin segala!"
Tanganku dingin sampai di ubun-ubun. Jantungku berdegup kencang karena takut pertanyaanku akan jadi petaka.
"Yang tadi pagi kita tabrak itu Mas kenal? Kok dia tadi sama Riza?"
"Iya, dia itu temenku yang baru datang dari Semarang. Dulu waktu masih SMP dia di sini, nah trus mamanya nikah lagi sama orang lain dan kabur ke Semarang, akhirnya dia ikut sama mamanya."
"Kok deket gitu sama Riza?"
"Ya kan emang kenal."
Percakapan hanya sampai disitu. Tapi hati ini masih sangat ingin tahu dengan keadaan yang sebenarnya. Aku yakin banget, ini bukan hanya sekedar teman.
Status kami yang sudah tunangan dan hadirnya perempuan itu membuatku semakin bingung dan ragu.
"Jangan-jangan mereka ada hubungan khusus."
Pikiranku terus tertuju padanya. Aku ingin sekali bertanya langsung kepadanya tanpa melalui Mas Fulan. Aku seperti kehilangan kepercayaan kepadanya.
Akhirnya sampai juga di rumah duka.
Terlihat depan rumahnya masih terpasang tenda dengan bendera putih kecil tertancap di sudut kiri rumah. Kursi-kursi plastik masih tertata sedemikian rupa. Namun orang-orangnya sibuk dengan persiapan tahlilan malam pertama. Mas Fulan segera masuk dan bersihkan badannya. Sementara aku menuju kamar untuk memeriksa keadaan mamanya Mas Fulan.
"Assalamualaykum"
"Waalaykumussalam!"
Jantungku seakan berhenti berdetak. Perempuan yang kucurigai telah bersama dengan ibu calon mertuaku. Tak dapat dipungkiri, aku sangat cemburu.
Ada tiga perempuan yang duduk berjejer di atas ranjang dengan kaki selonjoran.
"Sini nak!"
"Iya tante, maaf tadi saya pulang mandi soalnya gak bawa baju ganti"
'Iya gak papa, trus mana Fulan? Suruh dia makan dulu karena dari pagi belum sentuh makanan."
"Iya tante, tadi saya bilang makan di kos saya aja tapi dia bilang gak usah."
Sepertinya rasa sedih itu sudah mulai menguap. Aku semakin cemburu, itu artinya perempuan itu pandai menghibur calon mertuaku ini.
Tiba-tiba kepalaku terasa sakit sekali. Hidung kananku terasa dingin dan saat kuusap, aku mimisan lagi.
"Astaghfirullah, kak, mimisan!"
Riza meraihku dan mengambilkan tissue untuk menyeka. Badanku semakin lemas dan gelap.
****
Saat bangun, terdengar suara banyak orang yang sedang membaca surat yaasiin. Aku langsung tersadar dan bangun dari tempat tidur. Riza menemaniku sambil mengikuti yang dibacakan jamaah di ruang utama. Ketika dia tahu aku sadar, dia langsung berusaha membantuku duduk kembali.
"Kak, jangan dulu bangun!"
Benar saja, lemasnya badanku membuatku tidak mampu untuk bangun lagi.
Riza tidak tahu tentang kanker ini. Aku mulai merencanakan hal lain lagi untuk keluar dari kehidupan mereka. Tapii rasanya sangat sulit. Apalagi dalam keadaan masih berduka seperti ini.
Di sisi lain aku merasa sangat terganggu dengan kehadiran perempuan yang baru saja aku temui itu.
"Siapa sebenarnya perempuan itu?"
Tak sampai lima belas menit, mobil berhenti di depan bangunan yang setiap hari kutinggali. Tembok yang warnanya mulai pudar itu melambaikan dirinya dan mengundangku untuk segera masuk ke dalam. Tanpa berkata-kta aku keluar dari mobil dan masuk ke dalam kos itu, sementara Mas Fulan parkir mobil baru hadiah ulang tahun dari ayahnya itu di seberang jalan. Maklum, halaman kos terlalu sempit untuk parkir mobil. Setelah parkir, Mas Fulan langsung menyusulku dan dia menungguku di ruang depan dengan melipat-lipat jemari tangannya. Sungguh, dia ini seperti tidak memiliki kesedihan.
"Mandinya jangan kelamaan, di rumah banyak kerjaan!"
Aku tak menyahutnya, hanya bergegas ke kamar mandi dan sepuluh menit sudah keluar dengan penampilan yang berbeda.
Berjilbab!
"Kamu gak laper? Tuh aku ada makanan. Daripada di jalan kenapa-kenapa."
"Gak usah!"
Dia langsung beranjak keluar dan masuk ke mobil tanda buru-buru. Aku mengikuti langkahnya dan semakin bingung dengan kalimat yang ingin aku ucapkan.
"Kamu itu tuan rumah, bukan tamu. Jadi kamu harus tahu apa yang harus dilakukan oleh tuan rumah dalam keadaan duka."
"Iya, aku ngerti."
Dia memang lebih suka jika aku dekat dengan keluarganya dan ikut sibuk ketika di rumahnya sedang ada acara.
"Mas, aku mau tanya."
"Ya udah, tanya aja. Pake ijin segala!"
Tanganku dingin sampai di ubun-ubun. Jantungku berdegup kencang karena takut pertanyaanku akan jadi petaka.
"Yang tadi pagi kita tabrak itu Mas kenal? Kok dia tadi sama Riza?"
"Iya, dia itu temenku yang baru datang dari Semarang. Dulu waktu masih SMP dia di sini, nah trus mamanya nikah lagi sama orang lain dan kabur ke Semarang, akhirnya dia ikut sama mamanya."
"Kok deket gitu sama Riza?"
"Ya kan emang kenal."
Percakapan hanya sampai disitu. Tapi hati ini masih sangat ingin tahu dengan keadaan yang sebenarnya. Aku yakin banget, ini bukan hanya sekedar teman.
Status kami yang sudah tunangan dan hadirnya perempuan itu membuatku semakin bingung dan ragu.
"Jangan-jangan mereka ada hubungan khusus."
Pikiranku terus tertuju padanya. Aku ingin sekali bertanya langsung kepadanya tanpa melalui Mas Fulan. Aku seperti kehilangan kepercayaan kepadanya.
Akhirnya sampai juga di rumah duka.
Terlihat depan rumahnya masih terpasang tenda dengan bendera putih kecil tertancap di sudut kiri rumah. Kursi-kursi plastik masih tertata sedemikian rupa. Namun orang-orangnya sibuk dengan persiapan tahlilan malam pertama. Mas Fulan segera masuk dan bersihkan badannya. Sementara aku menuju kamar untuk memeriksa keadaan mamanya Mas Fulan.
"Assalamualaykum"
"Waalaykumussalam!"
Jantungku seakan berhenti berdetak. Perempuan yang kucurigai telah bersama dengan ibu calon mertuaku. Tak dapat dipungkiri, aku sangat cemburu.
Ada tiga perempuan yang duduk berjejer di atas ranjang dengan kaki selonjoran.
"Sini nak!"
"Iya tante, maaf tadi saya pulang mandi soalnya gak bawa baju ganti"
'Iya gak papa, trus mana Fulan? Suruh dia makan dulu karena dari pagi belum sentuh makanan."
"Iya tante, tadi saya bilang makan di kos saya aja tapi dia bilang gak usah."
Sepertinya rasa sedih itu sudah mulai menguap. Aku semakin cemburu, itu artinya perempuan itu pandai menghibur calon mertuaku ini.
Tiba-tiba kepalaku terasa sakit sekali. Hidung kananku terasa dingin dan saat kuusap, aku mimisan lagi.
"Astaghfirullah, kak, mimisan!"
Riza meraihku dan mengambilkan tissue untuk menyeka. Badanku semakin lemas dan gelap.
****
Saat bangun, terdengar suara banyak orang yang sedang membaca surat yaasiin. Aku langsung tersadar dan bangun dari tempat tidur. Riza menemaniku sambil mengikuti yang dibacakan jamaah di ruang utama. Ketika dia tahu aku sadar, dia langsung berusaha membantuku duduk kembali.
"Kak, jangan dulu bangun!"
Benar saja, lemasnya badanku membuatku tidak mampu untuk bangun lagi.
Riza tidak tahu tentang kanker ini. Aku mulai merencanakan hal lain lagi untuk keluar dari kehidupan mereka. Tapii rasanya sangat sulit. Apalagi dalam keadaan masih berduka seperti ini.
Di sisi lain aku merasa sangat terganggu dengan kehadiran perempuan yang baru saja aku temui itu.
Tips Jitu agar Hubungan LDR Tetap Awet
Ketika
hubungan jarak jauh menjadi tantangan untuk pasangan sejoli, sudah pasti banyak
cobaan yang akan datang. Dan tentunya hal ini bukanlah hal yang mudah untuk
dilakukan, namun untuk menjaga hubungan, kita perlu berusaha mempertahankannya.
Berikut ini adalah cara jitu agar hubungan anda dengan doi tetap awet meski
LDR.
1.
Jangan
ragu untuk hubungi terlebih dahulu
Dalam hungungan
jarak jauh tak jarang membuat salah satu atau keduanya merasa canggung untuk
menghubungi terlebih dahulu. Terutama si perempuan. Apalagi jika salah seorang
dalam keadaan sibuk. Awalnya hal itu akan menjadi alasan mengapa tidak menghubungi
terlebih dulu. Kemudian alasan lupa karena lelah dengan kesibukan, akan menjadi
andalan selanjutnya, lalu semakin canggung dan akhirnya loss kontak. Dan
apabila mulai bertemu kembali maka hati akan terasa berbeda, bahkkan bisa-bisa
perasan menjadi hilang sama sekali.
So, jangan ragu
untuk menelepon atau chat duluan. Hal itu tidak akan menjatuhkan harga diri kita
sebagai manusia biasa. Belajarlah jadi orang jujur dan apa adanya, jangan
menutup-nutupi perasaan yang berkecamuk atau menyiksa diri sendiri.
Karena
terkadang, laki-laki memiliki perasaan yang sama dengan perempuan yaitu
“gengsi”.
Maka sebisa
mungkin hindari dan tinggalkan kegengsian itu.
2.
Menjaga
kepercayaan dengan baik
Kepercayaan adalah
sesuatu yang mahal. Ketika kita mendapatkannya, lalu menyia-nyiakan maka
bersiaplah terima kenyataan bahwa tidak akan diberikan lagi kepercayaan yang
pernah kita dapatkan itu.
Ketika kita
menemui seseorang yang lebih baik dari pasangan, kadang kita tergoda untuk
berpaling dan lebih memilih yang baru. Apalagi jika target juga menyukai kita.
Akhirnya khianat tidak bisa dihindarkan.
Jika mulai
terdeteksi tanda-tanda saling menyukai antara dirimu dan dirinya, segeralah
move dari kedekatan yang terjalin itu. Jangan sampai hal itu bisa memutuskan
hubungan antara kamu dengan si doi. Hargailah pasanganmu meskipun ia tak
mengawasi.
3.
Mengikuti
kegiatan yang positif
Waktu akan terasa
sangat membosankan ketika kesibukan telah habis. Keadaan ini memicu seseorang untuk mencari
pasangan pengganti untuk mengisi waktu luang. Sebaiknya ganti hal tersebut
dengan mengikuti kegiatan yang bermanfaat, misalnya klub sepakbola, komunitas
menulis, atau bisa juga digunakan untuk berbisnis sampingan. Jadi, waktu tidak
akan terbuang sia-sia.
4.
Bicarakan
masa depan
Jangan ragu
untuk membicarakan tentang rencana masa depan kalian. Pikirkan dan diskusikan
kemana hubungan itu akan dibawa. Tanyakan kepada pasangan tentang pendapatnya.
Hal ini akan memperkuat hubungan, karena masing-masing memiliki rencana yang
jelas.
Jadi, apakah
kalian sudah melakukan hal ini demi awetnya hubungan jarak jauh?
Jumat, 31 Maret 2017
Hari ini Pelajaran Character Building
selamat malam sahabat :)
Entah mimpi apa tadi malam.
Rasanya hari ini agak berbeda dengan hari lain.
Today is End of Month.
Tahu lah ya, pekerjaan saya sudah dipastikan lebih banyak dari biasanya dan dengan waktu yang lebih panjang. Waktu berakhir di pukul 21:00 WITA.
Aktifitas kerja berjalan seperti biasanya dan alhamdulillah berjalan sebagaimana mestinya.
Menjelang jam sembilan, disaat ada inputan yang harus direversal karena kolektor salah input, dan kami sedang sibuk hitung uang (opname), tiba-tiba terdengar suara ribut dari luar kantor. Sepertinya ada sesuatu yang gak beres.
"Ahh mungkin emang anak-anak lagi pada canddaan", pikirku.
Kemudian ada orang yang masuk ke dalam kantor, nunjuk-nunjuk teman saya dan membabibuta. Dia berusaha memukul namun untungnya tidak kena sampai luka. Teman saya hanya diam dan berusaha menghindar, sementara teman-teman yang ada di dalam mulai keluar untuk melihat situasi dan bersiap untuk mendinginkan suasana.
Ada sekitar sepuluh orang yang berusaha masuk kantor, namun ada salah seorang yang menahan mereka pas dipintunya. Dari luar kantor mereka teriak-teriak, dalam bahasa Indonesianya, ada yang bilang katanya "bunuh saja". Ada yang bilang "ini koperasi apa?". Entahlah pendengaran saya tiba-tiba tidak berfungsi dengan baik. Badan gemetar dan jantung terasa mau copot.
Jangan-jangan ini konsumen yang marah-marah karena tagihannya kolektor, atau ada yang ditarik unitnya?
"Astaghfirullahal'adziim".
Sungguh, baru kali ini saya dapat tragedi yang sangat memacu adrenalin. Kaget bercampur takut.
Ada salah seorang dengan badan kekar tinggi besar, rambutnya gondrong seperti Agung Hercules dengan tangtop warna hitam. Orang ini nampaknya lebih agak dewasa dan ada niatan untuk berdamai karena masalah sepele ini.
Namun dari belakang ada seseorang yang saya pun agak lupa untuk bentuk wajah dan warna bajunya. Yang jelas badannya tinggi besar kekar dengan suara lantang yang menggelegar. Mungkin dengan bersinnya saja badanku langsung jatuh tersungkur.
Perkara mereka membawa senjata tajam atau tidak, saya tidak tahu sama sekali. Namun rombongan ini sepertinya sangat marah. Aku masih dalam keadaan kaget, takut dam juga bingung.
Memang mereka dalam keadaan mabuk. Pikirannya pendek. Namun tetap saja, ini berhubungan erat dengan yang namanya moral.
Kami dari kantor berjumlah sekitar 20 orang . Namun apabila itu harus terjadi perkelahian jelas kami akan rata tiga bintang (***).
Jujur saya sangat takut.
Belum lama ini ada kejadian pembunuhan depan mess dengan cara dipukul kepalanya hingga pecah, dan itu bukan di tempat yang sepi. Sungguh, banyak mata yang menjadi saksi.
Belum cukup satu bulan juga ada kejadian pembunuhan lagi dekat kampung ini. Pelaku adalah mantan suami dengan cara dicabik menggunakan parang dengan laras yang tajam hingga tangan korban putus dan beberapa bagian tubuh yang terbelah, sadis sekali!. Kejadian ini juga bukan tanpa saksi.Pasalnya ada beberapa orang yang melihatnya namun tidak bisa menolong karena larinya parang ke badan korban lebih cepat dari usaha warga untuk mencegah perbuatan itu.
Ini menunjukkan bahwa memang mereka seperti tidak ada rasa takut, sekalipun dengan hukum ataupun Tuhannya.
Rasanya saya ingin menjadi pahlawan.
Ingin menghentikan segala bentuk kekerasan bahkan pembunuhan seperti ini. Katanya, mereka ini sangat anti dengan "malu". Lebih baik mati membela nama baik daripada harus menanggung rasa malu.
Oh My God!
Saya rasa ini bukan masalah adat, budaya, daerah atau apapun.
Ini hanya kekurangan materi dan juga tenaga untuk mendidik character building alias pembangunan karakter, dalam artian budi pekerti yang luhur.
Betapa tidak, masalah ini hanya terjadi karena salah paham kata-kata dibarengi dengan orang yang sedang mabuk, lalu kebetulan yang ada didalamnya adalah orang yang berpengaruh dan memiliki rasa malu yang tinggi. Hanya main nunjuk-nunjuk, marah, kok ya harus bawa bala tentara gitu? Apakah tidak bisa memaafkan dan bersabar saja. Toh kalau bertengkar dan akan menimbulkan korban, nama daerah akan tercemar, membuahkan dosa dan membuat hati semakin gelisah karena terus mencari kepuasan.
Semoga lekas damai dalam artian yang sesungguhnya, jangan ada dendam, karena tidak ada dendam yang tak terhapuskan!
Next, akan saya ceritakan bagaimana magic itu berfungsi di daerah ini.
Mamuju Utara, 310317
S. Laila Syabaniyah
Kamis, 30 Maret 2017
#Memesonaitu Cantik dan Ceria Menebarkan Kebahagiaan
Peradaban sudah semakin modern. Hal yang dulu tidak bisa dilakukan, kini semuanya bisa. Seperti magic saja, sekali sulap langsung berubah.
Begitu juga gambaran untuk makhluk yang namanya "perempuan". Yang kulitnya asli cokelat, dengan sekejap bisa berubah jadi putih mulus dengan make up, cream pemutih, bahkan ada yang rela sampai operasi plastik. Wanita dengan rambut keriting kini bisa dirubah menjadi lurus dan halus dengan rebonding dan smoothing. Bahkan bentuk wajah dengan mudah mereka rombak dari hidung pesek menjadi lebih mancung, pipi tembem menjadi tirus, hingga meruncingkan bentuk dagu. Ada lagi yang namanya sulam alis, sulam bibir, dan juga kawat untuk merapikan tatanan gigi manusia. Asalkan ada dananya, semua bisa dilakukan. Kini semuanya bisa dibeli, wow luar biasa!
Untuk menunjang penampilan kini tersedia berbagai model fashion. Bahkan untuk wanita berjilbab pun sekarang sudah semakin banyak model pakaiannya, seperti jamur di musim penghujan.
Untuk masalah kecantikan dan penampilan sekarang bukan lagi masalah, karena semua kekurangan ada solusinya.
Dan ini tentu menjadikan wanita semakin tampak #memesona.
#Memesonaitu sejatinya dimiliki semua wanita. Karena wanita memang sudah indah, seksi dan dicintai oleh pemiliknya masing-masing. Wanita adalah tulang rusuk dan sudah pasti ada yang memiliki. Namun jangan sampai wanita menyalahgunakan kemolekan tubuhnya untuk hal yang tidak manfaat, ingatlah laki-laki pemilikmu jika pernah terbesit hal yang tak semestinya. Semoga jika ada kekeliruan dalam hati pembaca, bisa diluruskan untuk mengganti dengan hal yang mendatangkan pahala dan juga kebahagiaan, pastinya.
Wanita itu indah, dan keindahannya akan semakin terjaga jika tubuhnya dibalut dengan pakaian yang juga indah pula. Wajahnya dipoles sedemikian rupa dan dihiasi senyuman yang manis. Sangat #memesona.
Tapi #memesonaitu bukan hanya terlihat cantik diluar saja. Karena, kecantikan wajah pada akhirnya akan sirna, hilang tak berbekas. #Memesonaitu bukan hanya putih wajahnya, tapi juga hatinya. Hati yang bersih, memancarkan tutur dan gestur yang lembut dan santun adanya. Selalu tersenyum ramah dan mampu berbaur dengan semua orang. Tidak memilih-milih dan objektif dalam berpendapat, juga tidak sombong.
#Memesonaitu baik budi pekertinya. Mampu memberi pada yang membutuhkan, dan peduli dengan lingkungan.
#Memesonaitu cantik dalam kesederhanaan. Meski telah menjadi kaya, namun tidak mempertontonkan kekayaannya hanya untuk dipamerkan. Orang kaya dengan penampilan yang sederhana, dan rela berbagi akan terlihat jauh lebih #memesona, daripada yang bangga dengan kecantikannya namun acuh dengan lingkungan. Atau yang sombong dengan kekayaannya tapi tak mau bersedekah.
Banyak wanita yang sukses namun seperti kacang yang lupa akan kulitnya. Karena merasa sudah berhasil, ia bermewah-mewahan dengan hartanya, sementara masih ada hak yang seharusnya dibagikan dengan orang yang lebih membutuhkan.
#Memesonaitu mampu menebarkan aura positif dan kebahagiaan dalam kesehariannya. Mendatangkan inspirasi bagi wanita lain, dan memberi dorongan untuk maju dan terus berkembang.
#Memesonaitu selalu ceria dan mampu menebarkan kebahagiaan. #Memesonaitu mampu menghapus air mata sendiri dengan mudah dan menggantinya dengan karya. Bukan yang hanya menangis dan minta dikasihani oleh orang lain. Karena mereka hanya akan menilai bahwa kita adalah perempuan lemah. Namun ketika kita mengganti dengan karya,disitulah akan nampak kecantikan dari dalam diri kita yang sesungguhnya.
So, buat para wanita Indonesia jangan lupa untuk selalu ceria dan berbagi kebahagiaan dengan semua orang.
Pancarkan pesonamu!
<a href="http://www.pancarkanpesonamu.com/memesonaitu"><img src="http://www.pancarkanpesonamu.com/memesonaitu/assets/imgs/505.jpg" style="width: 505px;" alt="#MemesonaItu"></a>
Begitu juga gambaran untuk makhluk yang namanya "perempuan". Yang kulitnya asli cokelat, dengan sekejap bisa berubah jadi putih mulus dengan make up, cream pemutih, bahkan ada yang rela sampai operasi plastik. Wanita dengan rambut keriting kini bisa dirubah menjadi lurus dan halus dengan rebonding dan smoothing. Bahkan bentuk wajah dengan mudah mereka rombak dari hidung pesek menjadi lebih mancung, pipi tembem menjadi tirus, hingga meruncingkan bentuk dagu. Ada lagi yang namanya sulam alis, sulam bibir, dan juga kawat untuk merapikan tatanan gigi manusia. Asalkan ada dananya, semua bisa dilakukan. Kini semuanya bisa dibeli, wow luar biasa!
Untuk menunjang penampilan kini tersedia berbagai model fashion. Bahkan untuk wanita berjilbab pun sekarang sudah semakin banyak model pakaiannya, seperti jamur di musim penghujan.
Untuk masalah kecantikan dan penampilan sekarang bukan lagi masalah, karena semua kekurangan ada solusinya.
Dan ini tentu menjadikan wanita semakin tampak #memesona.
#Memesonaitu sejatinya dimiliki semua wanita. Karena wanita memang sudah indah, seksi dan dicintai oleh pemiliknya masing-masing. Wanita adalah tulang rusuk dan sudah pasti ada yang memiliki. Namun jangan sampai wanita menyalahgunakan kemolekan tubuhnya untuk hal yang tidak manfaat, ingatlah laki-laki pemilikmu jika pernah terbesit hal yang tak semestinya. Semoga jika ada kekeliruan dalam hati pembaca, bisa diluruskan untuk mengganti dengan hal yang mendatangkan pahala dan juga kebahagiaan, pastinya.
Wanita itu indah, dan keindahannya akan semakin terjaga jika tubuhnya dibalut dengan pakaian yang juga indah pula. Wajahnya dipoles sedemikian rupa dan dihiasi senyuman yang manis. Sangat #memesona.
Tapi #memesonaitu bukan hanya terlihat cantik diluar saja. Karena, kecantikan wajah pada akhirnya akan sirna, hilang tak berbekas. #Memesonaitu bukan hanya putih wajahnya, tapi juga hatinya. Hati yang bersih, memancarkan tutur dan gestur yang lembut dan santun adanya. Selalu tersenyum ramah dan mampu berbaur dengan semua orang. Tidak memilih-milih dan objektif dalam berpendapat, juga tidak sombong.
#Memesonaitu baik budi pekertinya. Mampu memberi pada yang membutuhkan, dan peduli dengan lingkungan.
#Memesonaitu cantik dalam kesederhanaan. Meski telah menjadi kaya, namun tidak mempertontonkan kekayaannya hanya untuk dipamerkan. Orang kaya dengan penampilan yang sederhana, dan rela berbagi akan terlihat jauh lebih #memesona, daripada yang bangga dengan kecantikannya namun acuh dengan lingkungan. Atau yang sombong dengan kekayaannya tapi tak mau bersedekah.
Banyak wanita yang sukses namun seperti kacang yang lupa akan kulitnya. Karena merasa sudah berhasil, ia bermewah-mewahan dengan hartanya, sementara masih ada hak yang seharusnya dibagikan dengan orang yang lebih membutuhkan.
#Memesonaitu mampu menebarkan aura positif dan kebahagiaan dalam kesehariannya. Mendatangkan inspirasi bagi wanita lain, dan memberi dorongan untuk maju dan terus berkembang.
#Memesonaitu selalu ceria dan mampu menebarkan kebahagiaan. #Memesonaitu mampu menghapus air mata sendiri dengan mudah dan menggantinya dengan karya. Bukan yang hanya menangis dan minta dikasihani oleh orang lain. Karena mereka hanya akan menilai bahwa kita adalah perempuan lemah. Namun ketika kita mengganti dengan karya,disitulah akan nampak kecantikan dari dalam diri kita yang sesungguhnya.
So, buat para wanita Indonesia jangan lupa untuk selalu ceria dan berbagi kebahagiaan dengan semua orang.
Pancarkan pesonamu!
<a href="http://www.pancarkanpesonamu.com/memesonaitu"><img src="http://www.pancarkanpesonamu.com/memesonaitu/assets/imgs/505.jpg" style="width: 505px;" alt="#MemesonaItu"></a>
Rabu, 29 Maret 2017
Lima Hal yang Bisa Mendatangkan Ide
Penulis sering merasa kehilangan atau kehabisan ide.
Sementara page yang kosong perlu untuk diisi oleh hal-hal yang manfaat. Berikut
cara untuk menumbuhkan inspirasi:
1. 1.
Istirahat sejenak
Emak sering kehilangan ide? Mungkin ini
terjadi karena Emak kelelahan. Terlalu asyik menulis kadang membuat Emak
kebablasan. Lebih baik Emak istirahat sejenak meluruskan badan agar fit
kembali. Namun istirahatnya juga jangan kebablasan ya mak! Biasanya kondisi badan
juga mempengaruhi kualitas ide yang muncul.
2. 2.
Berkomunikasi dengan sahabat/keluarga
Penulis itu bukan makhluk introvert yang
lebih suka menyendiri, namun untuk menulis memang biasanya butuh konsentrasi
tersendiri. Selain itu untuk menikmati dan menghayati tulisan sendiri
membutuhkan ketenangan. Namun bukan berarti selalu menutup diri dari teman dan
juga keluarga. Justru ketika sudah lama berkutat dengan tulisan dan merasa
jenuh, Emak sebagai penulis mestinya mulai bertukar pikiran dengan keluarga
atau sahabat. Dari pertemuan dengan mereka, Emak akan mendapatkan ide tanpa
harus menggali lebih dalam.
3. 3.
Melakukan hobby
Melakukan hobby adalah hal yang sangat menyenangkan
bagi setiap orang. Emak punya hobby apa? Traveling? Memasak? Atau menonton?
Hobby bisa apa saja, dan ketika Emak sedang kehabisan ide untuk menulis, ini bisa
jadi solusi untuk menumbuhkan inspirasi untuk menulis.
4. 4.
Jalan- jalan/Refreshing
Hal ini tidak jauh berbeda dengan melakukan
hobby, namun ini lebih cenderung ke bepergian bersama orang-orang tercinta. Di
perjalanan Emak akan menemukan banyak hal dan bisa dijadikan tema untuk
menulis.
5. 5.
Beres- beres Rumah
Menulis dalam keadan rumah kotor dan
berantakan tentunya membuat hati tidak tenang. Oleh karenanya, Emak bisa
membereskan pekerjaan rumah terlebih dahulu agar ide menulis tidak ikut
bersarang pada sampah yang berserakan dalam rumah. Selain membuat hati tenang,
inspirasi yang Emak cari akan datang dengan sendirinya.
Selamat mencoba ya, Mak!
Langganan:
Postingan (Atom)