Kamis, 27 April 2017

Kenali Tiga Tanda Kejenuhan Karyawan

Apakah anda seorang atasan? Jika iya, pasti anda menginginkan bawahan anda betah dan bekerja dengan baik atas apa yang menjadi pekerjaannya.
Apa jadinya jika bawahan anda bermalas-malasan dan membuat perusahaan merugi? Sudah tentu, anda adalah orang yang pertama kali dirugikan.
Nah untuk mengetahui akar dari masalah ini, tentu anda harus menggali lebih dalam apa yang sebenarnya membuat itu semua terjadi. Mungkin, bawahan anda jenuh. Atau, merasa tidak cocok dengan jobdesc nya, atau kurang cocok dengan cara bekerja yang anda sampaikan.
Semua ada alasannya, misalnya karena jenuh. Mungkin, bawahan anda sudah bosan dengan pekerjaannya. Semua orang memiliki perasaan ini, termasuk anda dan juga si bawahan. Kenali tanda-tandanya!

1. Pekerjaan Menumpuk
Jika anda lihat tumpukan berkas yang belum dikerjakan, dengan ritme yang tidak begitu Kerap, bisa jadi ini disebabkan karena kejenuhan yang sudah mencapai puncaknya si bawahan. Tanyakan dengan bahasa yang baik, lalu diskusikan langkah selanjutnya agar si bawahan merasa anda memperhatikan kenyamanannya dalam bekerja. Jadilah atasan yang Care terhadap bawahan!

2. Sering Melakukan Kesalahan
Dalam pekerjaan tentu kita tak jarang melakukan kesalahan, baik transaksi ataupun yang lainnya karena hujan error. Biasanya ini terjadi karena kurang pahamnya terhadap sistem yang ada, atau karena kurang konsentrasi saat bekerja.
Namun hal ini bisa juga terjadi karena rasa bosan atau jenuh yang melekat di hati seseorang. Perhatikan untuk hal ini, karena biasanya bawahan segan untuk menyampaikannya. Maka anda sebagai atasan yang baik, berikanlah solusi untuk permasalahannya.

3. Terlihat Malas dan Kusut
Orang yang merasa bosan dengan profesinya, dia akan malas untuk melakukan hal apapun. Bahkan dalam berpenampilan mulai memperlihatkan perubahannya. Biasanya si bawahan menjadi kurang taat. Ketahuilah, ini memang mutlak kesalahan bawahan tapi anda sebagai bosnya, bisa memberikan bimbingan, motivasi serta support yang mereka butuhkan. Bukankah kalian harusnya saling support?



Apa anda sudah mengenali perilaku yang menandakan kejenuhan ini terhadap bawahan?


Hatiku sudah Bersih dari Semua Tentangmu

Aku benar-benar telah melupakanmu.
Hati ini sangat yakin, tidak ada lagi ikatan bahkan tali bekas pun sudah kubuang jauh dari jiwaku.

Terimakasih, telah hadir sebagai sosok yang sempat membuatku menggila tak beralasan. Bahkan, kumpulan puisi yang kutulis itu telah kutinggalkan bersama lapuknya kayu tempat mereka bertengger. Aku yakin, disana masih tertulis jelas namamu dan sajak indah yang setiap hari kugoreskan diatas kertas. Hanya untukmu.

Aku pernah menginginkan keindahan bersamamu. Namun, aku sadar bahwa hati tak dapat diminta. Karena cinta itu dipilih ,bukan memilih. Jadi, sekuat apapun aku memilihmu maka tetap akan ada gadis lain yang engkau pilih.

Tak apa , aku pun selalu menyadari itu.

Aku pernah berdoa di setiap waktu, "pertemukanlah aku dengan dirinya yang selama ini kuinginkan, ya Allah".
Sungguh, derai air mata kerap membanjiri sajadah tempatku bersujud kalau itu. Membasahi mukena yang kupakai sholat setiap waktu. Sampai kelopak mata ini bengkak karena air mata yang terlalu banyak kucucurkan.

Engkau tak pernah mempedulikan itu. Dan setiap sinyalku, pesan singkatku, semuanya kau abaikan. Tak apa, aku pantas mendapatknnya. Aku tak pernah memaksamu. Aku hanya ingin engkau tahu.

Maaf, curahan hatiku memang tak ada gunanya untukmu. Sama sekali tiada manfaat bagimu, tak apa. Asal kau telah membacanya.

5 tahun telah berlalu. Sedikit goresan luka itu masih terasa perih. Bahkan jika kau mulai mengoreknya, mungkin akan berdarah lagi. Mohon, jangan pernah sentuh masalalu yang telah kubuang jauh.
Engkau tidak tahu perjuanganku membuat luka ini kering. Engkau tak tahu bagaimana aku menerima orang lain dalam hatiku. Orang yang menginginkanku.

Aku sadar, cinta itu memang dipilih, bukan memilih.



Mamuju Utara, 27 April 2017
S. Laila syabaniyah

Rabu, 19 April 2017

Ungkapan Hati Perempuan untuk Laki-laki

Aku pikir, ini akan baik-baik saja, ternyata tidak. Akhirnya aku harus menuliskan ini sebagai surat kita (perempuan) untuk mereka (laki-laki)

Ada hal yang tak ingin diucapkan, tapi perlu untuk dimengerti. Mungkin ini salah satu alasan bahwa aku ingin dikatakan sebagai seorang perempuan. Makhluk aneh yang sering menyebalkan bagi sebagian laki-laki.  Tapi apa kalian tahu fakta tentang sifat yang sering dianggap menyebalkan dan aneh itu?

Ada hal yang tidak dapat diungkapkan, namun selalu terucap di dalam hati. Ada perasaan yang tidak bisa untuk didefinisikan, tapi sangat terasa di dalam dada. Bahkan ketika tidurnya tak bisa nyenyak, sudah pasti ada sesuatu yang mengganjal di pikiran. Namun sulit sekali untuk menyatakan maksud dan tujuan. Kami ingin laki-laki menanyai dan aktif untuk mencari tahu masalah kami. Bukan diam dan menunggu perempuan mengucapkannya. Karena itu hanya akan menambah kekacauan otak kami.

Dear laki-laki, bisakah engkau mengerti perempuan lebih dalam? Bisakah engkau perlakukan layaknya ratumu? Bukankah engkau tahu bahwa itu semua yang perempuanmu butuhkan?
Maaf, kami selalu datang di waktu yang tidak tepat. Kami mengganggu waktu kerjamu, mengganggu istirahatmu, kami selalu rempong menanyakan ini itu. Kami selalu saja kepo, ingin tahu apa yang engkau kerjakan di luar sana.

Sungguh, kami percaya padamu dengan kesungguhan juga. Tapi, terkadang hati ini berbalik bertanya kembali sesuatu yang sudah engkau jawab. Kami sering mengalami ketidakyakinan dengan dirimu itu. Ketika ada yang berubah sedikit perhatianmu, itu akan menjadi alat kami untuk menggali lebih dalam apa yang sedang terjadi. Karena kami memang sangat peka dengan hal-hal kecil. Banyak hal yang bermasalah bagi kami, tapi sebenarnya menurut kalian itu bukanlah suatu masalah. Jika perempuanmu terlihat baik-baik saja, maka cobalah tanyakan kepadanya, apakah dia sudah menunjukkan aslinya? Sudah tentu, perempuan tidak baik-baik saja sepenuhnya. Ada hati yang terluka jika harus bertampang layaknya tak ada masalah. Asal kalian tahu, kami sering pura-pura tak masalah namun dalam hati kami ingin berontak dan ada yang mengganjal. Tapi lebih memilih untuk diam, dan memunggu waktu menjawab dari peetanyaan kami.

Maafkah kami, ini semua kami lakukan karena kami adalah seorang perempuan asli. Kami dikodratkan untuk lebih peka, aktif, dan lembut seperti engkau lihat saat ini. Kami hanya ingin memastikan bahwa hanya ada "aku" di dalam hidup ataupun hatimu. Hanya itu. Kami hanya ingin memastikan kasih sayangmu yang takkan berubah, takkan berpindah, dan tetap seperti yang kami inginkan. Bukankah kalian juga kadang demikian? 

Kami tahu, kalian malu untuk melakukan itu semua dan lebih memilih untuk diam sok cool, dan terkesan dingin di mata perempuan. Kalian gengsi jika harus menanyai "sedang apa?" di waktu senggang kalian, dan kami masih sibuk beraktifitas.
Tahukah kalian, bahwa kami senang dengan adanya notifikasi di hp kami dari orang yang kami sayangi. Kami selalu ada waktu untuk berbagi dan memberi kabar meski padat pekerjaan menghampiri. Kami selalu ada waktu untuk sekedar membalas pesan yang tidak penting itu. Jika kalian itu menganggap tidak penting mungkin ada benarnya juga. Namun ketahuilah, bahwa itu semua penting bagi kami. Karena bukti kasih sayang kami butuhkan setiap saat. Bukan hanya di awal hubungan.

Maafkan kami, namun ini adalah kejujuran. Kami ingin lelaki mengerti dengan fitrah kami sebagai perempuan.
Berikanlah kabar!
Jawablah pertanyaannya!
Balaslah pesan singkatnya!
Berikan sedikit basa-basi, dengan menanyakan makan siang, atau sekedar bercerita tentang aktifitas harianmu!
Ungkapkanlah dengan kata-kata sayang, ungkapan rindu, atau angan-angan kalian dalam menjalin hubungan!
Yakinkan perempuanmu. Bukankah kalian menginginkan kebahagiaan perempuanmu juga?



Selasa, 04 April 2017

Melawan Maut Episode 06

Perjalanan ke kos terasa sangat jauh. Di dalam mobil Mas Fulan terus memegangi perutnya, mungkin dia lapar namun aku tak menghiraukannya. Mulutku bungkam tak ingin bicara. Di kepala hanya ada tanda tanya besar.  
"Siapa sebenarnya perempuan itu?"
Tak sampai lima belas menit, mobil berhenti di depan bangunan yang setiap hari kutinggali. Tembok yang warnanya mulai pudar itu melambaikan dirinya dan mengundangku untuk segera masuk ke dalam. Tanpa berkata-kta aku keluar dari mobil dan masuk ke dalam kos itu, sementara Mas Fulan parkir mobil baru hadiah ulang tahun dari ayahnya itu di seberang jalan. Maklum, halaman kos terlalu sempit untuk parkir mobil. Setelah  parkir, Mas Fulan langsung menyusulku dan dia menungguku di ruang depan dengan melipat-lipat jemari tangannya. Sungguh, dia ini seperti tidak memiliki kesedihan.
"Mandinya jangan kelamaan, di rumah banyak kerjaan!"
Aku tak menyahutnya, hanya bergegas ke kamar mandi dan sepuluh menit   sudah keluar dengan penampilan yang berbeda.
Berjilbab!
"Kamu gak laper? Tuh aku ada makanan. Daripada di jalan kenapa-kenapa."
"Gak usah!"
Dia langsung beranjak keluar dan masuk ke mobil tanda buru-buru. Aku mengikuti langkahnya dan semakin bingung dengan kalimat yang ingin aku ucapkan.

"Kamu itu tuan rumah, bukan tamu. Jadi kamu harus tahu apa yang harus dilakukan oleh tuan rumah dalam keadaan duka."
"Iya, aku ngerti."
Dia memang lebih suka jika aku dekat dengan keluarganya dan ikut sibuk ketika di rumahnya sedang ada acara.
"Mas, aku mau tanya."
"Ya udah, tanya aja. Pake ijin segala!"
Tanganku dingin sampai di ubun-ubun. Jantungku berdegup kencang karena takut pertanyaanku akan jadi petaka.
"Yang tadi pagi kita tabrak itu Mas kenal? Kok dia tadi sama Riza?"
"Iya, dia itu temenku yang baru datang dari Semarang. Dulu waktu masih SMP dia di sini, nah trus mamanya nikah lagi sama orang lain dan kabur ke Semarang, akhirnya dia ikut sama mamanya."
"Kok deket gitu sama Riza?"
"Ya kan emang kenal."

Percakapan hanya sampai disitu. Tapi hati ini masih sangat ingin tahu dengan keadaan yang sebenarnya. Aku yakin banget, ini bukan hanya sekedar teman.
Status kami yang sudah tunangan dan hadirnya perempuan itu membuatku semakin bingung dan ragu.
"Jangan-jangan mereka ada hubungan khusus."
Pikiranku terus tertuju padanya. Aku ingin sekali bertanya langsung kepadanya tanpa melalui Mas Fulan. Aku seperti kehilangan kepercayaan kepadanya.

Akhirnya sampai juga di rumah duka.
Terlihat depan rumahnya masih terpasang tenda dengan bendera putih kecil tertancap di sudut kiri rumah. Kursi-kursi plastik masih tertata sedemikian rupa. Namun orang-orangnya sibuk dengan persiapan tahlilan malam pertama. Mas Fulan segera masuk dan bersihkan badannya. Sementara aku menuju kamar untuk memeriksa keadaan mamanya Mas Fulan.
"Assalamualaykum"
"Waalaykumussalam!"
Jantungku seakan berhenti berdetak. Perempuan yang kucurigai telah bersama dengan ibu calon mertuaku. Tak dapat dipungkiri, aku sangat cemburu.
Ada tiga perempuan yang duduk berjejer di atas ranjang dengan kaki selonjoran.
"Sini nak!"
"Iya tante, maaf tadi saya pulang mandi soalnya gak bawa baju ganti"
'Iya gak papa, trus mana Fulan? Suruh dia makan dulu karena dari pagi belum sentuh makanan."
"Iya tante, tadi saya bilang makan di kos saya aja tapi dia bilang gak usah."
Sepertinya rasa sedih itu sudah mulai menguap. Aku semakin cemburu, itu artinya perempuan itu pandai menghibur calon mertuaku ini.

Tiba-tiba kepalaku terasa sakit sekali. Hidung kananku terasa dingin dan saat kuusap, aku mimisan lagi.
"Astaghfirullah, kak, mimisan!"
Riza meraihku dan mengambilkan tissue untuk menyeka. Badanku semakin lemas dan gelap.


****


Saat bangun, terdengar suara banyak orang yang sedang membaca surat yaasiin. Aku langsung tersadar dan bangun dari tempat tidur. Riza menemaniku sambil mengikuti yang dibacakan jamaah di ruang utama. Ketika dia tahu aku sadar, dia langsung berusaha membantuku duduk kembali.
"Kak, jangan dulu bangun!"
Benar saja, lemasnya badanku membuatku tidak mampu untuk bangun lagi.

Riza tidak tahu tentang kanker ini. Aku mulai merencanakan hal lain lagi untuk keluar dari kehidupan mereka. Tapii rasanya sangat sulit. Apalagi dalam keadaan masih berduka seperti ini.
Di sisi lain aku merasa sangat terganggu dengan kehadiran perempuan yang baru saja aku temui itu.



 

Tips Jitu agar Hubungan LDR Tetap Awet



Ketika hubungan jarak jauh menjadi tantangan untuk pasangan sejoli, sudah pasti banyak cobaan yang akan datang. Dan tentunya hal ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, namun untuk menjaga hubungan, kita perlu berusaha mempertahankannya. Berikut ini adalah cara jitu agar hubungan anda dengan doi tetap awet meski LDR.
1.       Jangan ragu untuk hubungi terlebih dahulu
Dalam hungungan jarak jauh tak jarang membuat salah satu atau keduanya merasa canggung untuk menghubungi terlebih dahulu. Terutama si perempuan. Apalagi jika salah seorang dalam keadaan sibuk. Awalnya hal itu akan menjadi alasan mengapa tidak menghubungi terlebih dulu. Kemudian alasan lupa karena lelah dengan kesibukan, akan menjadi andalan selanjutnya, lalu semakin canggung dan akhirnya loss kontak. Dan apabila mulai bertemu kembali maka hati akan terasa berbeda, bahkkan bisa-bisa perasan menjadi hilang sama sekali.
So, jangan ragu untuk menelepon atau chat duluan. Hal itu tidak akan menjatuhkan harga diri kita sebagai manusia biasa. Belajarlah jadi orang jujur dan apa adanya, jangan menutup-nutupi perasaan yang berkecamuk atau menyiksa diri sendiri.
Karena terkadang, laki-laki memiliki perasaan yang sama dengan perempuan yaitu “gengsi”.
Maka sebisa mungkin hindari dan tinggalkan kegengsian itu.
2.       Menjaga kepercayaan dengan baik
Kepercayaan adalah sesuatu yang mahal. Ketika kita mendapatkannya, lalu menyia-nyiakan maka bersiaplah terima kenyataan bahwa tidak akan diberikan lagi kepercayaan yang pernah kita dapatkan itu.
Ketika kita menemui seseorang yang lebih baik dari pasangan, kadang kita tergoda untuk berpaling dan lebih memilih yang baru. Apalagi jika target juga menyukai kita. Akhirnya khianat tidak bisa dihindarkan.
Jika mulai terdeteksi tanda-tanda saling menyukai antara dirimu dan dirinya, segeralah move dari kedekatan yang terjalin itu. Jangan sampai hal itu bisa memutuskan hubungan antara kamu dengan si doi. Hargailah pasanganmu meskipun ia tak mengawasi.
3.       Mengikuti kegiatan yang positif
Waktu akan terasa sangat membosankan ketika kesibukan telah habis.  Keadaan ini memicu seseorang untuk mencari pasangan pengganti untuk mengisi waktu luang. Sebaiknya ganti hal tersebut dengan mengikuti kegiatan yang bermanfaat, misalnya klub sepakbola, komunitas menulis, atau bisa juga digunakan untuk berbisnis sampingan. Jadi, waktu tidak akan terbuang sia-sia.
4.       Bicarakan masa depan
Jangan ragu untuk membicarakan tentang rencana masa depan kalian. Pikirkan dan diskusikan kemana hubungan itu akan dibawa. Tanyakan kepada pasangan tentang pendapatnya. Hal ini akan memperkuat hubungan, karena masing-masing memiliki rencana yang jelas.



Jadi, apakah kalian sudah melakukan hal ini demi awetnya hubungan jarak jauh?