selamat malam sahabat :)
Entah mimpi apa tadi malam.
Rasanya hari ini agak berbeda dengan hari lain.
Today is End of Month.
Tahu lah ya, pekerjaan saya sudah dipastikan lebih banyak dari biasanya dan dengan waktu yang lebih panjang. Waktu berakhir di pukul 21:00 WITA.
Aktifitas kerja berjalan seperti biasanya dan alhamdulillah berjalan sebagaimana mestinya.
Menjelang jam sembilan, disaat ada inputan yang harus direversal karena kolektor salah input, dan kami sedang sibuk hitung uang (opname), tiba-tiba terdengar suara ribut dari luar kantor. Sepertinya ada sesuatu yang gak beres.
"Ahh mungkin emang anak-anak lagi pada canddaan", pikirku.
Kemudian ada orang yang masuk ke dalam kantor, nunjuk-nunjuk teman saya dan membabibuta. Dia berusaha memukul namun untungnya tidak kena sampai luka. Teman saya hanya diam dan berusaha menghindar, sementara teman-teman yang ada di dalam mulai keluar untuk melihat situasi dan bersiap untuk mendinginkan suasana.
Ada sekitar sepuluh orang yang berusaha masuk kantor, namun ada salah seorang yang menahan mereka pas dipintunya. Dari luar kantor mereka teriak-teriak, dalam bahasa Indonesianya, ada yang bilang katanya "bunuh saja". Ada yang bilang "ini koperasi apa?". Entahlah pendengaran saya tiba-tiba tidak berfungsi dengan baik. Badan gemetar dan jantung terasa mau copot.
Jangan-jangan ini konsumen yang marah-marah karena tagihannya kolektor, atau ada yang ditarik unitnya?
"Astaghfirullahal'adziim".
Sungguh, baru kali ini saya dapat tragedi yang sangat memacu adrenalin. Kaget bercampur takut.
Ada salah seorang dengan badan kekar tinggi besar, rambutnya gondrong seperti Agung Hercules dengan tangtop warna hitam. Orang ini nampaknya lebih agak dewasa dan ada niatan untuk berdamai karena masalah sepele ini.
Namun dari belakang ada seseorang yang saya pun agak lupa untuk bentuk wajah dan warna bajunya. Yang jelas badannya tinggi besar kekar dengan suara lantang yang menggelegar. Mungkin dengan bersinnya saja badanku langsung jatuh tersungkur.
Perkara mereka membawa senjata tajam atau tidak, saya tidak tahu sama sekali. Namun rombongan ini sepertinya sangat marah. Aku masih dalam keadaan kaget, takut dam juga bingung.
Memang mereka dalam keadaan mabuk. Pikirannya pendek. Namun tetap saja, ini berhubungan erat dengan yang namanya moral.
Kami dari kantor berjumlah sekitar 20 orang . Namun apabila itu harus terjadi perkelahian jelas kami akan rata tiga bintang (***).
Jujur saya sangat takut.
Belum lama ini ada kejadian pembunuhan depan mess dengan cara dipukul kepalanya hingga pecah, dan itu bukan di tempat yang sepi. Sungguh, banyak mata yang menjadi saksi.
Belum cukup satu bulan juga ada kejadian pembunuhan lagi dekat kampung ini. Pelaku adalah mantan suami dengan cara dicabik menggunakan parang dengan laras yang tajam hingga tangan korban putus dan beberapa bagian tubuh yang terbelah, sadis sekali!. Kejadian ini juga bukan tanpa saksi.Pasalnya ada beberapa orang yang melihatnya namun tidak bisa menolong karena larinya parang ke badan korban lebih cepat dari usaha warga untuk mencegah perbuatan itu.
Ini menunjukkan bahwa memang mereka seperti tidak ada rasa takut, sekalipun dengan hukum ataupun Tuhannya.
Rasanya saya ingin menjadi pahlawan.
Ingin menghentikan segala bentuk kekerasan bahkan pembunuhan seperti ini. Katanya, mereka ini sangat anti dengan "malu". Lebih baik mati membela nama baik daripada harus menanggung rasa malu.
Oh My God!
Saya rasa ini bukan masalah adat, budaya, daerah atau apapun.
Ini hanya kekurangan materi dan juga tenaga untuk mendidik character building alias pembangunan karakter, dalam artian budi pekerti yang luhur.
Betapa tidak, masalah ini hanya terjadi karena salah paham kata-kata dibarengi dengan orang yang sedang mabuk, lalu kebetulan yang ada didalamnya adalah orang yang berpengaruh dan memiliki rasa malu yang tinggi. Hanya main nunjuk-nunjuk, marah, kok ya harus bawa bala tentara gitu? Apakah tidak bisa memaafkan dan bersabar saja. Toh kalau bertengkar dan akan menimbulkan korban, nama daerah akan tercemar, membuahkan dosa dan membuat hati semakin gelisah karena terus mencari kepuasan.
Semoga lekas damai dalam artian yang sesungguhnya, jangan ada dendam, karena tidak ada dendam yang tak terhapuskan!
Next, akan saya ceritakan bagaimana magic itu berfungsi di daerah ini.
Mamuju Utara, 310317
S. Laila Syabaniyah